WWW.ARUSKAHAYAN, LEMPUYANG KOTIM,- Isu krusial mengenai ketahanan pangan di Kalimantan Tengah (Kalteng) kembali mencuat. Anggota DPD RI asal Kalteng, Habib Said Abdurrahman, dalam masa reses medio Oktober, menemukan adanya kekhawatiran besar di kalangan petani, khususnya terkait daya serap pemerintah terhadap hasil panen mereka.
Setelah berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, dan Kanwil Bulog Kalteng, Habib Said memulai kunjungan ke sejumlah sentra penghasil pangan di provinsi tersebut, termasuk lokasi program Cetak Sawah Rakyat (CSR) di Pulang Pisau dan Kapuas. Kunjungan berlanjut ke Kotawaringin Timur dan Seruyan, hingga Desa Lempuyang, Kecamatan Teluk Sampit, yang menjadi fokus perhatian terakhir.
Di Desa Lempuyang, senator tersebut disambut hangat oleh Sekretaris Desa (Sekdes), Rahmat, dan para petani setempat. Kunjungan ini bertujuan untuk melihat langsung ketersediaan pangan, khususnya gabah kering.

Harapan Petani: Pembayaran Kontinu dan Langsung dari Bulog
Dalam diskusi, Sekdes Lempuyang, Rahmat, menyampaikan harapan mendesak dari kelompok tani. “Kami berharap apa yang diprogramkan oleh Bulog tentang pembelian gabah atau bahan pangan hasil sawah di desa kami dapat berjalan secara kontinyu dan pembayaran bisa secara langsung. Ini penting agar para petani dapat menggunakannya sebagai modal kerja saat tanam kembali,” ujar Rahmat.
Rahmat juga memaparkan potensi besar hasil panen di Lempuyang. Desa Lempuyang dan 2 Desa lainnya memiliki 168 kelompok tani, di mana setiap kelompok mengelola 75 hektar sawah. Dengan hasil panen rata-rata 4 ton per hektar, total produksi gabah/padi dalam sekali panen mencapai 5.400 ton.
Bulog Akui Kendala Gudang, Senator Khawatir Petani Pindah Profesi
Dari informasi yang didapat Habib Said, pihak Bulog Kalteng menyebutkan bahwa keterbatasan gudang dengan daya tampung besar menjadi faktor utama yang membatasi besaran serapan hasil panen petani. ” Sementara ini kami hanya memiliki gudang dengan daya tampung maksimal 5000 Ton”, ujar Pimpinan Kanwil Bulog Kalimantan Tengah Bapak Budi Sultika.
Menanggapi hal ini, Habib Said Abdurrahman menyatakan kekhawatiran mendalam. Ia menilai jika daya serap pemerintah terhadap hasil panen tidak maksimal, akan muncul dampak buruk yang signifikan.
“Sangat membahayakan jika para tengkulak yang membeli hasil panen, karena ini akan menjadi alasan para petani pindah profesi,” tegas Habib Said sebelum meninjau langsung lahan sawah.
Habib Said didampingi oleh Kepala Kantor Perwakilan DPD RI Novri Rolliansyah, Kasubag Program Rudy, serta Tenaga Ahli dan Staf. Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya DPD RI untuk memastikan program pemerintah, termasuk CSR yang merupakan syarat mutlak bagi ketahanan pangan daerah, dapat berjalan efektif dan menyejahterakan para petani di Kalimantan Tengah.
