Uncategorized

HABIB SAID ABDURRAHMAN GELAR 4 PILAR DI POLITEKNIK SAMPIT

ARUSKAHAYAN.COM, SAMPIT – Sampit sebagai Ibukota Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan salah satu kota terpenting di Provinsi kalimantan Tengah. Di samping karena secara ekonomis merupakan daerah kabupaten yang relatif maju juga karena terletak di posisi yang strategis.
Kota Sampit terletak di tepi Sungai Mentaya. Dalam Bahasa Dayak Ot Danum, Sungai Mentaya itu disebut “Batang Danum Kupang Bulan” (Masdipura; 2003). Sungai Mentaya ini merupakan sungai utama yang dapat dilayari perahu bermotor, walaupun hanya 67 persen yang dapat dilayari. Hal ini disebabkan karena morfologi sungai yang sulit, endapan dan alur sungai yang tidak terpelihara, endapan gosong, serta bekas-bekas potongan kayu.
Lokasi kota Sampit berada di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Kecamatan Baamang. Jumlah penduduknya 166.733 jiwa pada tahun 2019 menurut data BPS Kabupaten Kotawaringin Timur. Kota Sampit dibelah oleh Sungai Mentaya dan berada di tengah tengah Sungai Mentaya. Sampit memiliki wilayah seluas 1.365,95 km² dengan kondisi sebagian dataran rendah dan sebagiannya rawa. Sampit juga memiliki ketinggian dari 0 – 25 meter dari permukaan laut. Pada awal kemerdekaan Indonesia, Sampit terletak di daerah Kotawaringin dengan tiga wilayah administratif dalam bentuk kawedanan yang meliputi Sampit Barat, Sampit Timur, dan Sampit Utara, sebagaimana keputusan Gubernur Kalimantan pada tanggal 3 Agustus 1950 dengan Surat Keputusan Nomor 154/OPB/92/04 yang menyatakan bahwa Daerah Kotawaringin (Onder Afdelling Kotawaringin) disatukan dengan tiga kawedanan (Sampit Barat, Sampit Timur dan Sampit Utara) ke dalam wilayah Pemerintah daerah Otonom Kotawaringin dengan ibukota di Sampit.

 

Selasa (9/9/2025) Rombongan Habib Said Abdurrahman pada pukul 08.10 WIB tiba di Komplek Politeknik Sampit dan disambut oleh wakil ketua Yayasan dan Direktur/ Rektor Politeknik Sampit, sebelum masuk ke Aula kegiatan 4 Pilar Habib Said dipersilahkan menuju ruang transit sambil berbincang dengan Yayasan dan akademisi politenik sampit.

Tepat pukul 08.45 wib seremonial pembukaan Sos 4 Pilar dilakukan. Dalam sambutannya Habib Said Abdurrahman memaparkan tentang makna bernegara dengan landasan Pancasila, UUD 1945 serta pemahaman Kebhinekaan agar cita cita luhur terjaganya NKRI bisa terlaksana, ” Pancasila adalah Ruh manusia Indonesiadan UUD 1945 adalah Rangka dari daging yang melekat dengan kebhinekaan sebagai aksesoris berupa mata, telinga, hidung dan lainya“.

Habib juga menyampaikan kepada seluruh hadirin yang ada pada acara tersebut, ” kita sebagai orang kalimantan Tengah khususnya Sampit wajib menjaga kerukunan, kedamaian sehingga pertikaian dan perpecahan tidak terulang lagi, sudah cukup derita dan Sampit harus bergerak efektif untuk membangun lebih maju, Pancasila telah menetapkan norma kehidupan bagi seluruh warga negara, UUD 1945 telah membuat batasan antara Hak dan Kewajiban tinggal kitanya sebagai manusia Indonesia “.

Banyak pertanyaan baik dari Mahasiswa , dosen juga lembaga BEM yang terlontar seputaran mengapa NKRI masih saja mengadopsi aturan hukum kolonial ujar Ryan (Mahasiswa TI), kemudian ada juga masalah tentang Lapangan pekerjaan dan penghidupan yang diterangkan pasal 27 ayat 2 sampai kini belum pernah terselesaikan oleh pemerintah baik Pusat, Daerah sampai pemerintah Desa.

Habib yang didampingi oleh Staff dan juga praktisi lokal berbaur dengan jajaran pengurus Yayasan, Akademisi Politeknik serta Mahasiswa mahasiswi dan Pelajar SMK dalam rangkaian giat sos 4 pilar sekaligus membangun komitmen bersama seperti yang tersebut pada UUD 1945 ikut mencerdaskan kehidupan anak bangsa agar mampu bersaing dan mempersiapkan diri jika diperlukan di Ibukota Negara yang Baru (IKN) Penajam Paser Utara kaltim.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *